Cara Menanam Gambas
Gambas
Cara Menanam Gambas – Umur Tanam, Obat, Lanjaran, Hasil & Potensi – Gambas dalam bahasa latin memiliki nama Luffa acutangula di Malaysia dikenal dengan Ketola sedangkan di Filipina dikenal dengan Patola. Gambas sendiri berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan Asia Tenggara.
Gambas adalah tanaman asli Asia tropis dan Afrika. Di Cina, gambas tidak hanya dikonsumsi oleh buah muda, tetapi juga pucuknya, bersama dengan daun muda dan kuncup bunga. Buah yang matang akan menghasilkan bunga karang dan biji. Sponge gum adalah bahan pembersih baik untuk badan maupun cucian di dapur yang belakangan ini semakin populer karena merupakan bahan organik. Di AS, gamba dibudidayakan secara besar-besaran untuk dipanen sponsnya, untuk diekspor ke Jepang. Biji padi dalam jumlah besar menghasilkan lemak nabati yang dapat digunakan sebagai minyak goreng.
cara-menanam-gambas
Umur tanaman gambas bisa mencapai lebih dari satu tahun. Artinya, bibit gambas yang tumbuh di awal musim hujan, masih bisa hidup di musim hujan berikutnya. Berbeda dengan kacang panjang, kacang panjang, umur tanamannya hanya lima bulan. Hingga dalam budidaya famili Cucurbitaceae, petani selalu menggunakan lahan yang tidak akan digunakan untuk membudidayakan tanaman lain. Atau mereka hanya akan menggunakan tepi petak tanah, tepi kolam atau saluran air.
Cara Menanam Gambas
Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru. Gambas dalam bahasa latin Gambas memiliki nama Luffa acutangula di Malaysia dikenal dengan Ketola sedangkan di Filipina dikenal dengan Patola. Gambas sendiri berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan Asia Tenggara.
Artikel Terkait : Budidaya Paprika di Rumah Kaca
Gambas, blustru, oyong, (Luffa Sp), merupakan tumbuhan sayuran yang merambat dengan akar memanjat. Gambas dibudidayakan untuk memanen buah mudanya sebagai sayuran. Gambas biasanya dimasak dalam sayuran bening, dengan jagung muda, daun katuk, taoge, dan bawang merah dan Temu Kunci. Namun, gambas juga bisa ditumis (tumis) atau sayur bobor, lodeh dan bumbu lainnya. Gambas dipercaya mampu menstabilkan gula darah, menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Bagi ibu yang sedang menyusui, sayuran gambas dengan daun katuk dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI.
Gambas merupakan tanaman tahunan. Budidaya gambas dilakukan di sawah, bersamaan dengan budidaya pare, mentimun dan sayuran lainnya. Karena merupakan tanaman panjat, gambas dibudidayakan di atas bedengan, dengan patok dan tali sebagai pemanjat. Dibandingkan dengan mentimun, gambas relatif lebih tahan terhadap serangan jamur fusarium dan bakteri pseudomonas. Namun, gambas, seperti pare, sangat rentan terhadap serangan larva kepik Lepidoptera, terutama Hypercompe albicornis, yang akan memakan semua daun gamba, hanya menyisakan batang dan sulur.
Gambas adalah tanaman asli Asia tropis dan Afrika. Di Cina, gambas tidak hanya dikonsumsi oleh buah muda, tetapi juga pucuknya, bersama dengan daun muda dan kuncup bunga. Buah yang matang akan menghasilkan bunga karang dan biji. Sponge gum adalah bahan pembersih baik untuk badan maupun cucian di dapur yang belakangan ini semakin populer karena merupakan bahan organik. Di AS, gamba dibudidayakan secara besar-besaran untuk dipanen sponsnya, untuk diekspor ke Jepang. Biji padi dalam jumlah besar menghasilkan lemak nabati yang dapat digunakan sebagai minyak goreng.
Gambas adalah tumbuhan dari genus Luffa, famili Cucurbitaceae, hingga masih berkerabat dengan pare, melon dan mentimun. Genus Luffa sendiri terdiri dari beberapa spesies, antara lain Luffa acutangula (Luffa Angled, Ridged Luffa); Luffa aegyptiaca (Luffa halus, luffa Mesir); Luffa operculata (Ketimun spons); dan Luffa cylindrica. Luffa acutangula adalah gambas dengan permukaan kulit berlekuk, dan paling banyak dibudidayakan sebagai sayuran di Indonesia. Sebenarnya Luffa acutangula bisa mencapai panjang lebih dari 0,5 m. Namun di Indonesia, panjang Luffa acutangula gambas hanya sekitar 30 cm.
Gambas Luffa aegyptiaca memiliki permukaan kulit yang halus, warna kulit buah agak kekuningan. Luffa aegyptiaca gambas hanya dibudidayakan untuk sponsnya. Meski buah mudanya juga enak di sayur, masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan Luffa acutangula gambas yang kulitnya berlekuk. Luffa operculata gamba berbentuk bulat, tidak memanjang seperti gamba biasa. Selain itu, permukaan kulit Luffa operculata luffa dipenuhi dengan tonjolan-tonjolan yang mirip dengan permukaan kulit buah sirsak. Terakhir, siput Luffa cylindrica memiliki bentuk yang sama dengan siput Luffa aegyptiaca, hanya bagian pangkal dan ujungnya lebih runcing, dan warna kulitnya hijau tua.
Sumber :